Maka terus di telusurinya jalan
terbenam dalam ribuan kereta
penuh debu dan luka
namun disana juga tersimpan bahagianya
Bersenjatakan sebuah kaleng tua
ia tak gentar
tubuh mungilnya telah sering melawan badai
ia tak risau, masih setia menjinjing asa
dipikulnya senyum lebar penuh tawa meski hatinya terkoyak
Jika terik, tak ada yang melindunginya
namun jika malam merengkuhnya,
hanya dingin yang menyelimuti rusuknya
jika ia telah lelah, kan di tatapnya langit biru
ia tak berharap perhatian yang merangkulnya
hanya sekeping receh untuk menyambung hidup
12 Desember 2012
08.45
0 komentar:
Posting Komentar