Rabu, 22 Oktober 2014

REVIEW BUKU


MISTERI PUNCAK ARARAT
-PETUALANGAN MAUT MEMECAHKAN MISTERI BAHTERA NUH-
PENULIS : MAHARDHIKA ZIFANA
PENERBIT : EDELWEISS


       



        Buku ini merupakan buku kedua dari Trilogi Battle for Solomon’s Treasure. Buku ini menceritakan tentang perjalanan Esa dan teman-temannya di gunung Ararat dalam mencari Dino –adik iparnya yang hilang dalam pendakian- yang kemudian secara tak sengaja mengantarkan mereka pada sebuah petualangan yang menghubungkan mereka dengan misteri masa lalu, yaitu peristiwa bahtera Nabi Nuh. Buku ini membawa pembaca ikut larut ke masa berabad-abad silam dan seakan berada pada peristiwa tersebut. Bermula dari Dino, seorang mahasiswa tingkat akhir yang sangat menggemari mendaki gunung, yang kemudian di tawari oleh i-ozon –sebuah organisasi yang bergerak dalam kampanye pelestarian lapisan ozon- untuk menjadi pendaki dalam event kampanye pelestarian lapisan ozon dan bahaya efek rumah kaca. Dino pun ikut dalam event ini, meskipun pada awalnya ditentang oleh kakaknya, Nisa. Dino menelusuri gunung Ararat bersama tiga orang rekannya; Yerai, Diaz, dan McDonough dan seorang pemandu; Hasan Oglu. Setelah persiapan berbulan-bulan, mereka pun berangkat mendaki puncak Ararat. Pendakian yang sunyi ditemani dingin yang menggigit tiba-tiba berubah menjadi menegangkan ketika Hasan Oglu tewas di tembak. Empat pendaki yang lain kemudian di kepung oleh delapan belas orang yang memegang senapan laras panjang. Mereka pun kemudian di sandera di sebuah bangunan, yang kemudian mereka ketahui adalah sebuah bahtera.

        Sementara itu, Esa dan Nisa yang mendapat kabar bahwa adiknya hilang kemudian menyusul ke Yerevan –ibu kota Armenia- untuk memantau pencarian Dino dan teman-teman. Esa, sebagai kakak ipar yang sangat menyayangi adik ipar satu-satunya itu mencoba melakukan pendakian untuk menemukan adik iparnya. Di temani oleh Ahad, seorang wartawan Indonesia yang memiliki pengalaman meliput Puncak Ararat dan wawasannya yang luas terhadap sejarah, sangat membantu mereka dalam menelisir kejadian dan kemungkinan menemukan Dino. Selain itu, mereka juga di temani Mehmet, penduduk asli Turki dan diam-diam juga merupakan anggota PKK yang pernah di wawancarai Ahad. PKK merupakan sebuah organisasi komunis yang bermarkas di kaki gunung Ararat, dan di curigai oleh i-ozon sebagai kelompok yang menculik Dino dan teman-temannya. Namun menurut Mehmet, kelompoknya sama sekali tidak terlibat dalam aksi tersebut, dan kemudian di ketahui bahwa PKK diam-diam telah bersepakat dengan i-ozon untuk tidak mengganggu kegiatan pendakian ini. Hal ini menimbulkan keraguan pada Esa, Ahad, dan Yerai terhadap organisasi i-ozon itu sendiri yang punya banyak kejanggalan. Oleh sebab itu, mereka memutuskan untuk mendaki tanpa sepengetahuan pihak i-ozon. I-ozon di pimpin oleh Aratounyan bersama dua rekannya, ternyata memiliki tujuan terselubung di balik pendakian Puncak Ararat sedari awal. Pendakian Esa, Ahad, dan Mehmet secara tidak sengaja mengantarkan mereka pada sebuah bahtera yang terperosok di bawah Puncak Ararat, tempat dimana Dino dan pendaki lainnya di sandera.
Apakah bahtera tersebut merupakan Bahtera Nabi Nuh yang belum ditemukan? Apakah Esa, Ahad, dan Mehmet berhasil menemukan para pendaki yang hilang? Apa tujuan Aratounyan sebenarnya, yang merupakan aktor dibalik kegiatan pendakian Puncak Ararat? Apakah PKK benar-benar tidak terlibat dalam penyanderaan tersebut? Jika iya, Siapa yang menyandera para Dino dan teman-teman? Lalu bagaimana dengan kemunculan etnis kurdi rahasia yang ternyata merupakan penjaga bahtera Nuh secara turun-temurun?

Gimana? Penasaran?

Menurutku, buku ini memiliki plot yang menarik dengan penjelasan dan bahasa yang bisa membuat pembaca penasaran. Disisipi dengan pengetahuan dan foto seputar Gunung Ararat, dan juga sejarah di masa lalu yang di ceritakan dengan tidak membosankan, mampu menyajikan petualangan yang mengasyikkan. Tapi di sisi lain, penanaman tokohnya kurang begitu melekat. Penggambaran pemikiran dan perasaan tokohnya kurang ngena. Ada bagian-bagian cerita yang kurang detail sehingga menimbulkan pertanyaan tersendiri bagi pembaca. But overall, buku ini sangat bagus :) Anyway, thanks nisa udah minjemin buku ini :) Dan semoga bisa baca dua buku lainnya dari trilogi ini.

Padang, 22 Oktober 2014
17.33

Selasa, 12 Agustus 2014

JAWABAN KERAGUAN


     Haaai :) aku kembali lagi untuk mengabari perihal tulisanku yang sebelumnya. Setelah satu bulan aku terombang-ambing dengan rasa dan ego-ku sendiri. Dan rasanya ramadhan kemarin adalah bulan yang paling berarti di hidupku, yang penuh dengan pembelajaran tak terhingga.

      Bandung. Ya, itulah tempat (yang dulunya) impianku. Ada beberapa alasan yang tak bisa ku ceritakan mengapa aku menyukai tempat itu meskipun aku belum pernah mengunjunginya. Hidup ini aneh memang. Kadang jalan yang kita lihat dan kira adalah jalan yang harus kita tempuh. Ternyata bisa membalikkan kita ke jalan lain. Satu bulan ini benar-benar memberi pelajaran terbaik. Tentang betapa egoisnya aku. Menjalani hidup seperti orang paling menderita di dunia. Memaksakan kehendak tanpa memikirkan orang lain.

      Pagi ini aku berbincang dengan seorang teman, ketika menunggu dosen yang tak kunjung masuk. Aku menceritakan (atau berkeluh kesah) perihal kejadianku ini. Kemudian dari pembicaraan kami pun aku tahu bahwa sebenarnya ujian hidupnya jauuh lebih besar ketimbang aku. Aku tak yakin bisa menghadapi semuanya dengan senyum yang masih terpampang dan semangat berkuliah setiap hari. Lalu seketika aku di sadarkan dan menyesal. Rasanya permasalahanku tak ada apa-apanya dibanding masalahnya. Mana berani aku menunjukkan tangis ini sementara ia tetap tersenyum dan berkata lirih “I am okay”.
Semoga persoalanmu dimudahkan Allah kawan :)

      Selalu ada hikmah jika kita mau memahami. Dan selalu ada jalan jika kita mau berusaha. Semester baru. Niat yang baru. Semoga semua urusan dilancarkan oleh Allah dan keikhlasan dapat menghantarkan pada jalan hidup yang lebih baik. Ciao ;)

Minggu, 13 Juli 2014

TULISAN KERAGUAN


          Rupanya kedamaian yang di titipkan hujan di tiap-tiap sore masa berlakunya berakhir hari ini. Cukup mengesankan bisa bertahan selama dua puluh tujuh hari. Dua puluh tujuh hari setidaknya aku mampu menyimpan rinduku. Rindu pada sebuah kamar yang belum pernah ku tempati. Rindu pada orang-orang yang belum pernah ku jumpai. Rindu pada sebuah tempat yang belum pernah ku singgahi.

Sabtu, 12 Juli 2014

Kumohon Kembalilah



            Rick memacu mobilnya dengan liar di kegelapan malam yang sepi. ponselnya terus berdering. Namun ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika bukan di jalanan sepi mungkin ia sudah tewas sedari tadi. Meskipun memang itu yang ia harapkan sekarang.

Sabtu, 05 Juli 2014

Bisikan Ombak


Di sepuluh detik pertemuan tadi
ombak berbisik padaku,

katanya ia resah

Minggu, 29 Juni 2014

PIZZA~~

     



        Halloooww :D malam ini mau ngepost tentang makanan nih. Ada yang suka pizza? sukaa doong? Nah kalo kecanduan ke resto-resto pizza gitu haram dong buat kantong, karena efektif membuat kantong tercekik. kering tak berdenyut. apalagi kalo yang punya kantong mahasiswa wkwkwk. Mending coba bikin sendiri. Ternyata gak susah-susah banget lhoo~~

Kamis, 26 Juni 2014

I am Falling in Love with Cooking




Seorang dosen pernah berkata, kuliah akan terlalu sia-sia jika hanya di habiskan untuk belajar di kelas lalu pulang. Pada kenyataannya pengalaman di luar sana akan lebih banyak di bandingkan dari yang di dapat di dalam kelas saja. Cobalah meng-explore dirimu sendiri. Temukan dirimu. Cari apa yang sesungguhnya kamu suka. Kenali dirimu. So did I.