Senin, 13 Mei 2013

Dialog dengan Sajadah

Aku remuk
terpuruk dalam bahagia semu
aku rapuh
hancur dan karam di tengah semilir angin

Sebuah sajadah
terbentang di sudut ruang

lusuh dan berdebu
aku bertanya padanya,
dimanakah hidup keadilan sejati?
jika Tuhan pun ikut terbenam
bersama rapuh dunia
hidupku selalu ku abdikan pada-Nya
setiap desahan napas
hatiku terpaut pada-Nya
tapi koyakan hati ini masih ada untukku

Malam itu...
sajadah menjawab
berkata dalam kesahajaan,
tubuhmu memang melakukannya
tapi tidak hatimu
fisikmu terpaut pada masjid
tapi tidak hatimu
kau katakan kau mencintai-Nya yang tak terlihat,
namun saudaramu yang menanggung perih di depan matamu,
kau abaikan

Malam itu...
sesak menghentak
bersama maaf yang tak termaafkan
dari diri si pendosa



15 Maret 2013
05.00 PM

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar