Sabtu, 12 Juli 2014

Kumohon Kembalilah



            Rick memacu mobilnya dengan liar di kegelapan malam yang sepi. ponselnya terus berdering. Namun ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika bukan di jalanan sepi mungkin ia sudah tewas sedari tadi. Meskipun memang itu yang ia harapkan sekarang.


           Ponselnya kembali berdering, namun kini dari pemanggil yang berbeda. Rick melihat sekilas dan mengerem mobilnya. Menarik napas panjang, mencoba mengendalikan diri. Deringan ponselnya pun kemudian berhenti. Di tatapnya dua buket bunga di kursi sebelahnya. Ingin sekali ia melempar bunga itu ke jalanan lewat kaca mobilnya, kalau bukan di kendalikan akal sehatnya. Ingin rasanya melihat bunga itu tergilas layaknya hatinya yang tengah hancur kini. Ah, andai perasaannya juga bisa dibuang semudah melempar bunga itu. Perasaan yang tak seharusnya ada. Dan tak boleh. Rasa yang di biarkannya tumbuh bertahun-tahun, disiram dan dipupuk dengan topeng persahabatan.

            Akhirnya dilemparnya buket bunga tersebut ke kursi belakang. Sebuah kertas kecil menyembul dari balik bunga. Tertulis “Denis and Tara”. Apa lagi yang bisa di harapkannya? Selama ini perasaannya hanya disimpan sendiri, dan besok mereka akan menikah. Sejujurnya ia bukan pria seperti ini. Ia adalah tipikal yang tak segan untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaannya pada siapa saja. Hanya saja ia menyadari perasaannya kini tak pantas di ungkapkan. Lagi pula untuk apa di ungkapkan? Mengharapkan perasaannya berbalas seperti mengharap pohon kelapa berbuah rambutan. Bahkan hanya akan merusak persahabatan mereka. Tapi siapa juga yang menginginkan kisah cinta seperti ini? Dan ia juga tak bisa membohongi perasaannya sendiri. Batinnya terus bergolak. Sebuah keputusan sebenarnya telah ada di benaknya sejak lama. Hanya saja ego-nya belum mampu menerima. Ia selalu mengundur waktu hingga tak sadar telah berapa lama ia terjebak di rasa ini. Kali ini ia ingin ego-nya mengalah. Dan Rick menarik napas panjang.

            Ponselnya kembali berdering. Dari Tara.

“Halo?.... iya maaf, tadi ponsel gue di dalam tas jadi gak kedengeran.…bunga? Iya udah gue ambil, ini lagi otw kesana….oh dianter besok aja? Yaudah kalo gitu….bye”

            Klik. Kembali napas panjang di hembuskannya. Mencoba meneguhkan hati.

di luar tak hujan, namun kenapa bayangmu perlahan memudar seperti di telan kabut?
kumohon jangan, jangan tinggalkan aku
kisah cinta sepihak memang selalu menyesakkan dada
tapi kisahku bahkan tak memperbolehkanku untuk mencintaimu

aku yang telah teracuni rasa ini
membuatku gila
tak tahu mengapa dan sampai kapan
haruskah ku seka air mataku dengan sapu tangan pemberianmu?
atau ku buang saja?

Tak bisakah kau sadari perasaanku?
kumohon jangan, jangan tinggalkan aku

ku tahu rasaku bagai angin
semilir, namun tak akan dapat ku genggam
tapi biarkan sebentar lagi saja
aku hanya ingin mengulur waktu
hingga aku siap melepasmu
kumohon kembalilah

kumohon kembalilah, Denis.



( MV K.Will “Please Don’t” )

5 komentar:

Rifani Magrissa mengatakan...

Nice buk ~ tapi sempat berpikir cerita ini seperti ungkapan pribadi *peace*

Unknown mengatakan...

makasihh kum ;)
ungkapan pribadi? :O hahahaha emangnya dedek gay? :3

Rifani Magrissa mengatakan...

Sama-sama buk :D
Aduuuh bukan itu maksudnyaa :p
Eh tunggu?? Denis itu cewek/cowok?? :o

Unknown mengatakan...

terus emang gimana maksudnya? :P
cowok kum :3

Rifani Magrissa mengatakan...

ah, entahlah buk lupaaa :D
oh. kirain wkwk

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar